Tata Krama Islam Ketika di dalam Majlis / Perkumpulan
Tuntunan Tata Krama
Islam Ketika di dalam Majlis / Perkumpulan
Hendaknya memberi salam kepada orang-orang yang di dalam
majlis di saat masuk dan keluar dari majlis tersebut. Abu Hurairah Radhiallaahu
‘anhu telah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda: “Apabila salah seorang kamu sampai di suatu majlis, maka
hendaklah memberi salam, lalu jika dilihat layak baginya duduk maka duduklah
ia. Kemudian jika bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam
pula. Bukanlah yang pertama lebih berhak daripada yang selanjutnya. (HR. Abu
Daud dan At-Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-Albani).
Hendaknya duduk di tempat yang masih tersisa. Jabir bin
Samurah telah menuturkan: Adalah kami, apabila kami datang kepada Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam maka masing-masing kami duduk di tempat yang
masih tersedia di majlis. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Jangan sampai memindahkan orang lain dari tempat duduknya
kemudian mendudukinya, akan tetapi berlapang-lapanglah di dalam majlis. Ibnu
Umar Radhiallaahu ‘anhuma telah meriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Seseorang tidak boleh
memindahkan orang lain dari tempat duduknya, lalu ia menggantikannya, akan
tetapi berlapanglah dan perluaslah.” (Muttafaq’alaih).
Tidak duduk di antara dua orang yang sedang duduk kecuali
seizin mereka. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal
bagi seseorang memisah di antara dua orang kecuali seizin keduanya”. (HR. Ahmad
dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Tidak boleh menempati tempat duduk orang lain yang keluar
sementara waktu untuk suatu keperluan. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Apabila seorang di antara kamu bangkit (keluar) dari tempat
duduknya, kemudian kembali, maka ia lebih berhak menempatinya”. (HR.Muslim).
Tidak berbisik berduaan dengan meninggalkan orang ketiga.
Ibnu Mas`ud Radhiallaahu ‘anhu menuturkan : Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam telah bersabda: “Apabila kamu tiga orang, maka dua orang tidak boleh
berbisik-bisik tanpa melibatkan yang ketiga sehingga kalian bercampur baur
dengan orang banyak, karena hal tersebut dapat membuatnya sedih”.
(Muttafaq’alaih).
Para anggota majlis hendaknya tidak banyak tertawa.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:”Janganlah kamu
memperbanyak tawa, karena banyak tawa itu mematikan hati”. (HR. Ibnu Majah dan
dinilai shahih oleh Al- Albani).
Hendaknya setiap anggota majlis menjaga pembicaraan yang
terjadi di dalam forum (majlis). Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Apabila seseorang membicarakan suatu pembicaraan kemudian ia
menoleh, maka itu adalah amanat”. (HR. At-Tirmidzi, dinilai hasan oleh
Al-Albani).
Anggota majlis hendaknya tidak melakukan suatu perbuatan
yang bertentangan dengan perasaan orang lain, seperti menguap atau membuang
ingus atau bersendawa di dalam majlis.
Tidak melakukan perbuatan memata-matai. Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu mencari-cari atau
memata-matai orang”. (Muttafaq’alaih).
Disunnatkan menutup majlis dengan do`a Kaffarat majlis,
karena Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Barang siapa
yang duduk di dalam suatu majlis dan di majlis itu terjadi banyak gaduh,
kemudian sebelum bubar dari majlis itu ia membaca :
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan segala puji bagi-Mu; aku
bersaksi bahwasanya tiada yang berhak disembah selain engkau; aku memohon
ampunanmu dan aku bertobat kepada-Mu”, melainkan Allah mengampuni apa yang
terjadi di majlis itu baginya”. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dan dishahihkan
oleh Al- Albani).
Komentar
Posting Komentar