Mengenal Keunikan Keriang atau Tonggeret
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Upaordo:
|
|
Infraordo:
|
|
Superfamili:
|
Cicadoidea
|
Famili:
|
Cicadidae
|
Tonggeret
memiliki mata faset yang letaknya berjauhan, sayap transparan (tembus pandang),
bentuknya mirip lalat namun lebih besar.
Terkenal
dengan suara khasnya yang nyaring yang berasal dari bawah sayapnya.
Makanan
:
Tonggeret
menghisap zat hara dari kulit pohon dengan menusukkan alat penghisap dari
mulutnya yang mirip jarum, makanya tonggeret sering dijuluki vampir pohon.
Pemangsa
:
Biasanya
tonggeret dimangsa oleh burung.
Habitat
:
Biasanya
hidup di hutan dengan iklim sedang hingga tropis.
Informasi
:
Keriang atauTonggeret menghabiskan masa hidupnya selama sekitar 17 tahun
sebagai larva,
kemudian menujadi serangga dewasa, melakukan fase berkembang
biak dengan pasangannya, dan setelah beberapa minggu kemudian tonggeret akan mati. Ada
sekitar 3.000 jenis tonggeret di dunia ini.
Keriang nama yang
digunakan oleh masyarakat dalam menyebut serangga ini. Keriang, nama ini tidak lagi asing bagi
masyarakat Jawa Barat. Suaranya yang nyaring di akhir musim penghujan menjadi
tanda tersendiri bahwa musim akan berganti kemarau.
Banyak nama untuk Tonggeret. Di negara jepang disebut Semi, di Perancis disebut Cigale, di Spanyol disebut
Cigarre, di Sunda disebut Cengreret, di Jawa disebut Garengpung.
Dalam perjalanan menuliskan berita ini, kami berusaha mencari
tau siklus hidup dari hewan sejenis serangga ini yang bentuknya mirip
lalat namun ukuran nya lebih besar. Meskipun bukan spesies yang sama dengan
lalat, serangga ini sangat menarik perhatian bagi kalangan pecinta serangga.
Mengenal Keunikan Keriang atau Tonggeret
Tidak seperti halnya serangga lainnya, Keriang tidak mengunyah makanannya,
melainkan dengan cara menancapkan mulutnya yang seperti jarum dan menghisap
sari makanan nya dari dalam batang pohon layaknya vampir di dunia film.
Keriang
merupakan serangga yang siklus hidup nya dianggap tidak sempurna. Terdapat
empat fase metamorfosis tonggeret, yaitu fase larva atau telur, nimfa, muda dan
tonggeret dewasa. Meskipun tidak semua tonggeret jantan dewasa yang dapat
mengeluarkan suara nyaring, namun hanya sedikit Keriang betina yang dapat melakukannya. Setiap spesies memiliki
nyanyian yang berbeda agar tidak terjadi kesalahan kawin dengan spesies lain.
Setelah musim kawin, Keriang betina akan bertelur dengan membuat celah pada batang pohon
dan meletakkan telur-telur nya melalui organ ovipositor di bagian belakang
tubuhnya. Larva kemudian menetas menjadi nimfa dengan memakan cairan yang ada
pada pohon. Bentuknya seperti rayap atau semut kecil berwarna putih susu.
Setelah siap dengan bekalnya, nimfa akan jatuh ke tanah untuk memasuki fase
perubahan menjadi tonggeret muda. Nimfa akan membuat lubang-lubang kecil dalam
tanah dan mengubur dirinya hingga bertahun-tahun lamanya untuk kemudian
merayap keluar menjadi tonggeret muda yang masih berwarna putih pucat dengan
ukuran sayap yang relatif kecil.
Terdapat tiga jenis Keriang, yaitu jenis Keriang, tahunan,
dimana siklus hidupnya terjadi dalam waktu setahun. Jenis kedua adalah tipe
periodik atau berkala, dimana fase nimfa nya bisa bertahan 8 hingga 17 tahun
terkubur didalam tanah sebelum menjadi tonggeret muda. Jenis ketiga adalah
Proto-periodik, yang bisa saja muncul tiap tahun dan beberapa tahun kemudian
juga akan muncul, namun dalam jumlah yang besar secara sekaligus.
Serangga ini mempunyai sepasang mata faset yang letaknya terpisah jauh di
kepalanya dan biasanya juga memiliki sayap yang tembus pandang. Bentuknya
kadang-kadang seperti lalat yang besar, meskipun ada tonggeret yang berukuran
kecil. Tonggeret hidup di daerah beriklim sedang hingga tropis dan sangat mudah
dikenali di antara serangga lainnya, terutama karena tubuhnya yang besar dan
akustik luar biasa yang dihasilkan dari alat penghasil suara di bawah sayapnya.
Banyak Keriang atau Tonggeret memiliki daur hidup yang
dipengaruhi musim. Di Indonesia, suara tonggeret garengpung yang nyaring akan
muncul di akhir musim
penghujan, saat serangga ini mencapai tahap dewasa, keluar dari
bawah permukaan tanah untuk melakukan ritual musim kawin.
Uir-uir dewasa baru keluar dari tanah di awal musim penghujan. Seusai kawin,
betina meletakkan telur di tanah dan serangga ini mati. Keriang
atau Tonggeret kadang-kadang dikira belalang atau lalat besar, meskipun mereka tidak mempunyai
pertalian keluarga yang dekat. Keriang atau Tonggeret lebih mempunyai
hubungan dekat secara taksonomi dengan wereng dan kutu loncat.
Tonggeret memiliki fase metamorfosa yang menakjubkan, karena
selama 17 tahun ia hidup dalam fase larva, sebelum akhirnya dalam 3 hari
menjadi serangga dewasa dan segera memasuki fase repoduksi. Beberapa minggu
setelah perkawinan Keriang atau Tonggeret akan mati.
(N. Fau)
(N. Fau)
Komentar
Posting Komentar