Ular Viver Pohon Hijau (Trimeresurus albolabris)
Klasifikasi Ilmiah Ular Viver Pohon HijauKerajaan : Animalia. Filum : Chordata.Kelas : Reptilia.Ordo : Squamata. Famili : Viperidae. Genus : Trimeresurus. Spesies : Trimeresurus albolabris Gray, 1842.
Bisa dan akibat gigitan
Penyebaran
Sejauh ini dikenal tiga anak jenis
T. albolabris (David and Vogel, 1997), yakni:
- T.a. albolabris (Gray, 1842), menyebar di India utara (Assam), Kep. Nikobar, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Tiongkok selatan, Hong Kong, Semenanjung Malaya, Sumatra, , Sulawesi, Jawa, Madura dan Borneo. Stuebing dan Inger, 1999, pun tidak mencantumkan ular ini dalam bukunya.
- T.a. insularis Kramer 1977, menyebar di Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Flores, Sumba, Roti, Timor, Kisar, Alor, Wetar dan pulau-pulau di sekitarnya. Anak jenis ini sudah dipisah menjadi jenis tersendiri, yakni Trimeresurus insularis.
- T.a. septentrionalis Kramer 1977, menyebar di Bangladesh, India dan Nepal. Beberapa ahli, misalnya Giannasi dkk (2001), menganggapnya sebagai spesies tersendiri, yakni Trimeresurus septentrionalis.
Viper Pohon Hijau, Viper Hijau atau dikenal juga sebagai Ular Bangkai Laut Trimeresurus albolabris merupakan salah satu spesies ular berbisa yang hidup di Indonesia. Ular dari famili Viperidae memiliki bisa (venom) yang cukup kuat meskipun tidak mematikan bagi manusia. Viper Pohon Hijau merupakan reptil dan hewan asli Indonesia.
Di Indoneia dikenal sebagai ular Viper Pohon Hijau, Viper Hijau, Ular Bangkai Laut, Ular Hijau Ekor Merah, ataupun Ular Hijau. Meski penyebutan yang terakhir akan rancu dengan beberapa jenis lain yang kerap juga disebut sebagai ular hijau. Memiliki beberapa nama lokal seperti oray bungka, oray majapait (Sunda), ula bangka-laut atau ula gadung luwuk (Jawa), dan ulah sanggit (Lombok). Dalam bahasa Inggris disebut White-lipped Pitviper, White-lipped Tree Viper, atau Bamboo Pit-viper.
Nama latin hewan berbisa ini adalah Trimeresurus albolabris Gray, 1842. Memiliki beberapa nama sinonim seperti: Bothrops erythrurus Lidth De Jeude, 1890; Coluber gramineus Raffles, 1822; Cryptelytrops albolabris Malhotra & Thorpe, 2004; Lachesis gramineus Boulenger, 1896; Lachesis gramineus Mell, 1922; Lachesis grammineus (sic) Brongersma, 1929; Trigonocephalus gramineus Cantor, 1847; Trigonocephalus viridis Müller & Schlegel, 1842; Trimeresurus albolabris David Et Al., 2011; Trimeresurus gramineus Boulenger, 1890; Trimeresurus gramineus Mell, 1929; dan Trimesurus albolabris Gray, 1842.
Ular Bangkai Laut atau Viper Pohon Hijau berukuran sedang dengan panjang tubuh maksimal mencapai 72 cm (jantan) dan 94 cm (betina). Ciri khas jenis ular viver (bandotan) asli Indonesia ini adalah adanya coretan memanjang berwarna merah di bagian ekornya sepanjang antara 10-13 cm sehingga kerap dipanggil juga sebagai Ular Hijau Ekor Merah. Pun memiliki bibir berwarna keputihan atau kekuningan yang menjadikannya dinamai “albolabris” (albus berarti putih dan labrum berarti bibir) atau white-lipped tree viper dan white-lipped pit-viper. Dan layaknya berbagai jenis ular bandotan lainnya, memiliki kepala segitiga.
Kepala dan dorsal (bagian atas tubuh) berwarna hijau daun dengan belang-belang putih dan hitam pada kulit di bawah sisik tubuh bagian depan yang hanya terlihat saat merasa terancam. Bagian ventral (sisi bawah tubuh) berwarna kuning terang hingga kuning pucata atau kehijauan.
Merupakan hewan arboreal (banyak beraktifitas di atas pohon) dan hewan nokturnal (aktif di malam hari). Gerakannya kurang lincah meskipun saat terancam dapat bergerak cepat dan gesit. Kerap dijumpai berdiam di antara daun-daun dan ranting semak dan pohon kecil dengan ketinggian hingga 3 meter di atas tanah.
Makanan utama Ular Bangkai Laut atau Viper Pohon Hijau adalah kodok dan katak, burung, kadal, dan mamalia kecil. Berkembang biak secara ovovivivar (bertelur-melahirkan) yakni telurnya menetas saat masih dalam tubuh betinanya sehingga keluar sudah sebagai anak-anak ular. Dalam satu masa persalinan mampu melahirkan hingga 25 ekor anak.
Meski gerakannya lambat namun dapat sangat agresif jika merasa terancam. Bahkan termasuk ular yang mudah merasa terganggu dan kerap menggigit manusia. Bisanya tidak mematikan namun cukup berbahaya dan dapat berakibat vatal. Bisanya bersifat hemotoksin yang menyerang sistem peredaran darah. Gigitan Ular Viver Pohon Hijau pada manusia menimbulkan rasa sakit yang hebat dan kerusakan jaringan di sekitar luka gigitan.
Awalnya daerah sekitar gigitan membengkak dan berwarna merah gelap, disusul dengan rasa kaku dan nyeri yang terasa hingga pada persendian-persendian yang terdapat antara luka dan jantung. Jika tidak ditangani dengan baik hingga beberapa hari, dapat mengakibatkan kematian, meskipun jarang sekali terjadi. Mendiami daerah hutan hujan tropis hingga perkembunan, sawah, dan di sekitar pemukiman penduduk pada daerah dataran rendah. Populasi Ular Bangkai Laut (Trimeresurus albolabris) diyakini tidak termasuk reptil langka dan terancam kepunahan. Karena itu oelh IUCN Red List didaftar sebagai spesies Least Concern sejak 2010. Di Indonesia tidak termasuk hewan yang dilindungi. Ular Viver Pohon Hijau termasuk ular yang agresif, mudah merasa terganggu dan lekas menggigit. Ular ini merupakan penyumbang kasus gigitan ular terbanyak, yakni sekitar 50% kasus di Indonesia (Kawamura dkk. 1975, seperti dikutip dalam David and Vogel, 1997). 2,4% di antaranya berakibat fatal. Menurut pengalaman, ular ini biasanya menggigit para pencari kayu bakar, pencari rumput atau gembala yang tengah berjalan di hutan. Keyakinan orang-orang desa di Dompu, Sumbawa, ular ini menggigit sebab merasa terganggu. Ketika serombongan orang lalu di hutan, orang pertama yang lewat dan secara tak sengaja menyenggol dahan tempat tidur ular tarihu ini biasanya selamat, tak digigit. Ular itu hanya terbangun dan berwaspada. Orang kedua atau ketigalah yang biasanya tergigit.
Komentar
Posting Komentar