Materi SURVIVAL (Pecinta Alam)
Pengertian Kesehatan Perjalanan
Kesehatan perjalanan
dapat diartikan sebagai hal-hal yang mencakup keadaan kesehatan pada waktu
melakukan perjalanan. Tujuannya adalah untuk mencapai keadaan sesehat-sehatnya
selama dan sesudah melakukan perjalanan
Faktor fisik, mental,
dan daya tahan tubuh merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk
melakukan sebuah perjalanan. Untuk mencapai keadaan yang baik dalam melakukan
sebuah perjalanan, dibutuhkan pengetahuan-pengetahuan yang mendukung, yaitu :
1. Pengetahuan
Tentang Kesehatan Perjalanan
Sebelum kita
melakukan perjalanan, kita harus sudah dapat mengetahui resiko apa saja yang
mungkin akan dihadapi di dalam perjalanan. Jenis penyakit atau kecelakaan
setidaknya sudah diperkirakan, kita dapat melakukan persiapan perjalanan lebih
matang lagi.
2.
Pengetahuan Tentang Perlengkapan Perjalanan
Perlengkapan
dan perbekalan yang akan dibawa di dalam suatu perjalanan, haruslah seefektif
mungkin. Jangan sampai ada perlengkapan atau perbekalan yang benar-benar tidak berguna
di dalam sebuah perjalanan, sehingga hanya merepotkan perjalanan kita saja.
3. 3. Pengetahuan Tentang P2GD
Dengan
mempersiapkan pengetahuan dan peralatan P2GD, diharapkan kita dapat mengatasi
kesulitan selama perjalanan.
2. Faktor Pendukung Kesehatan Perjalanan
Keberhasilan perjalanan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
- Persiapan
Fisik
Fisik yang
menunjang dalam kegiatan alam bebas memang tidak dapat dicapai dalam waktu
singkat. Latihan fisik harus dilakukan secara teratur dan intensif dengan
intensitas yang terukur. Karena tanpa kondisi fisik yang memadai, penggiat alam
bebas tidak akan dapat melakukan kegiatannya dengan aman.
Untuk
mengkontrol tingkat kebugaran fisik dapat dilakukan dengan menghitung denyut
nadi setelah melakukan latihan fisik. Cara menghitungnya adalah dengan
menjumlahkan denyut nadi yang dihitung selama 6 detik setelah latihan selesai,
kemudian jumlahnya dikalikan 10 untuk mendapatkan denyut nadi maksimal dalam 1
menit.
Berikut
tabel kontrol denyut nadi pada manusia.
Denyut Nadi Per Menit (Pada Waktu Istirahat)
Keadaan Fisik
|
20-29 tahun
|
30-39 tahun
|
40-49 tahun
|
Di atas 50 tahun
|
Laki-laki
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
|
Di bawah 60
60-69
70-75
Di atas 85
|
Di bawah 64
65-71
72-87
Di atas 87
|
Di bawah 66
66-73
74-89
Di atas 89
|
Di bawah 68
68-75
76-91
Di atas 91
|
Perempuan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
|
Di bawah 70
70-77
78-94
Di atas 94
|
Di bawah 72
72-79
80-96
Di atas 96
|
Di bawah 74
74-81
82-98
Di atas 98
|
Di bawah 76
76-83
84 100
Di atas 100
|
Tabel di
atas menunjukan denyut nadi yang kembali normal setelah latihan. Makin sehat
seseorang, makin cepat jantungnya beradaptasi kembali.
Denyut Nadi Per Menit (Setelah Latihan)
Keadaan Fisik
|
20-29 tahun
|
30-39 tahun
|
40-49 tahun
|
Di atas 50 tahun
|
Laki-laki
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
|
Di bawah 76
76-85
86-101
Di atas 101
|
Di bawah 80
80-87
88-103
Di atas 103
|
Di bawah 82
82-89
90-105
Di atas 105
|
Di bawah 84
84-91
92-107
Di atas 107
|
Perempuan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
|
Di bawah 86
86-93
94-110
Di atas 110
|
Di bawah 88
88-95
96-112
Di atas 112
|
Di bawah 90
90-97
98-114
Di atas 114
|
Di atas 92
92-99
100-116
Di atas 116
|
2. Persiapan Mental
Faktor
mental adalah faktor yang menyeimbangkan faktor fisik sehingga tujuan
perjalanan kita dapat berjalan sesuai rencana. Latihan fisik yang baik akan membantu
mengembangkan mental, rasa percaya diri, dan kepekaan.
Motivasi yang baik akan dapat pula meningkatkan mental. Kegiatan yang
memakai tenaga fisik secara berlebihan sebaiknya dihindari. Terutama bagi
seseorang yang pernah memiliki penyakit yang berhubungan dengan fungsi susunan
syaraf pusat, seperti epilepsi (ayan), gangguan kejiwaan, dan cedera kepala
berat.
3. Pengertian P2GD
P2GD (Pertolongan
Pertama Gawat Darurat) ialah suatu usaha untuk mencegah akibat suatu kecelakaan
menjadi berakibat lanjutan yang lebih parah. Jadi tindakan P2GD bukanlah
semata-mata berarti memberikan pengobatan hingga selesai.
Pengetahuan P2GD akan
sangat penting kepada para penggiat alam bebas. Karena kegiatan di alam
terbuka, di dalam situasi apapun, selalu mengandung resiko mengalami berbagai
macam kecelakaan, tergantung kepada jenis kegiatan yang dilakukan.
Dalam melakukan P2GD
perlu memperhatikan hal pokok berikut ini :
- Jangan
panik
- Perhatikan
pernafasan korban
- Hentkan
pendarahan
- Perhatikan
tanda shock dan patah tulang
- Jangan
berikan makanan dan minuman pada korban yang tidak sadar
- Jangan
memindahkan korban sebelum mengetahui dengan pasti apa saja yang diderita
oleh korban
Adapun
tanda-tanda vital yang harus segera di cek terhadap korban adalah :
- Mendengar
denyut jantung
Pada anak
dan laki-laki dewasa, letakan telinga kita pada dada kiri tengah. Pada wanita
dewasa, dengarkan di bawah payudara kiri. Denyut jantung normal berkisar antara
70-80 denyutan per menit. Pada anak-anak denyut jantung akan lebih cepat.
- Meraba
denyut nadi
Cara ini
dapat dilakukan dengan cara meletakan jari telunjuk, tengah dan manis pada
pergelangan tangan. Bila tidak terasa , raba pada samping kiri dan kanan leher.
Bila sudah terasa, hitunglah jumlah denyutannya selama 15 detik, kemudian
kalikan 4 untuk perhitungan satu menit.
Denyut nadi
yang normal untuk :
a) Laki-laki
: 54-70 denyutan per menit
b) Perempuan
: 75-80 denyutan per menit
c) Anak-anak
: 82-180 denyutan per menit
3. Memeriksa pernafasan
Memeriksa
pernafasan dilakukan dengan cara mendekatkan punggung tangan atau pipi ke
hidung korban. Rasakan adakah aliran udara dari hidungnya. Supaya lebih terasa,
punggung tangan dapat dibasahi terlebih dahulu oleh air atau alkohol.
4. Gangguan Kesehatan di Alam Bebas dan Pertolongannya
A. Gangguan
Umum
Pada umumnya
gangguan kesehatanterhadap alat tibuh yang fital seperti susunan pernafasan,
susunan syaraf pusat dan sistem peredaran darah, tidak berdiri sendiri. Tetapi
berhubungan antara satu dengan yang lainya. Karena sistem alat tubuh merupakan
sistem alat kerja yang terkait. Berikut beberapa keadaan yang merupakan
keterkaitan gangguan tersebut :
1. Pingsan
Pingsan bisa ditimbuikan oleh berbagai sebab. Antara lain karena berdiri di
terik matahari, perut kosong, kurang darah, kelelahan, ketakutan, terkena
benturan, dan sebagainya. Pingsan yang disebabkan oleh hal yang urnum bisa
ditangani dengan prinsip membaringkan penderila di tempat yang teduh dan datar
dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Kendorkan pakalan yang
ketat; atau yang menekan bagian-bagian tubuh. Kompreslah kopala dengan air
dingin dan rangsanglah dengan bebauan. Bila penderita muntah, letakan kepalanya
dalam kedudukan miring.
2. Syok
Syok adalah keadaan dimana sistem peredaran dalam tubuh terganggu, sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan akan oksigen dan bahan lain yang dibutuhkan.
Gejala yang tampak pada
penderita syok adalah :
a) Kesadaran menurun
b) Korban gelisah atau diam
c) Kulit terasa dingin,
lembab dan pucat
d) Bibir korban teriihat
pucat
e) Ada keluhan haus
f) Korban merasa mual
g) Terlihat lemah
h) Mengantuk
i) Mata terlihat hampa,
tidak bercahaya dan manik mata rnulai melebar
j) Pernafasan tidak teratur
dan cepat (lebih dari 140 kali/menit), kemudian melemah, lambat dan menghilang
Prinsip tindakan
penanganan:
- Baringkan
korban dengan kepala lebih rendah dari bagian tubun lainnya, kecuali syok
disebabkan oleh geger otak atau patah tulang kepala.
- Tarik
lidah korban keluar, bersihkan mulut dan hidung dari sumbatan.
- Selimuti
tubuh korban.
- Hentikan
pendarahan, bila ada.
- Perhatikan
penyebab syok (pertolongan penyebab yang mungkin dilakukan sebelum membawa
korban ke rumah sakit).
3. Kejang
Kejang adalah keadaan dimana olot-otot dalam keadaan kontraksi mendadak
secara terus menerus di luar kesadaran dan kebiasan normal. Penyebab kejang
otot :
a) Adanya rangsangan yang kuat dan lama, baik fisik maupun psikis (ancaman,
rasa ngeri, dan lain-lain).
b) Kehabisan tenaga, misalnya orang yang bekerja di luar batas kemampuan,
tanpa istirahat cukup.
c) Aliran darah yang tidak mencukupi, baik pada bagian-bagian tubuh lokal
akibat sumbatan, penyempitan atau tekanan pada pembuluh darah, maupun secara
keseluruhan, misalnya tubuh mengalami kekurangan darah akibat pendarahan atau
anemia.
Pertolongan terhadap orang yang keiang akibat kelelahan (kram) dapat
dilakukan dengan memijat otot yang kram tersebut. Dan kemudian dapal diberi
minuman air yang mengandung garam (misalnya oralit). Air garam ini dapat
diminum sebelum, selama, maupun sesudah melakukan kegiatan yang menguras
tenaga.
4. Pendarahan
Pendarahan yang terus menerus dapat menimbulkan syok, karena kehilangan
banyak darah. Unluk itu pendarahan harus segera dihentikan. Penghentian pendarahan
dapat dilakukan dengan :
a. Memberi tekanan langsung
di tempat pendarahan dengan setumpuk kassa steril, balut dan tekan. Dan
letakkan bagian yang luka lebih tinggi dari jantung.
b. Memberi tekanan pada
tempat-tempat tertentu dengan prinsip memberi aliran ke luka yaknl denqan
memberi penekanan pada pembuluh nadi yang mengaliri darah ke luka. Hal ini bisa
ditempuh melalui penekanan dengan jari pada pembuluh nadi kecil, atau dengan
tourniquet pada pembuluh nadi besar misal pada paha dan lengan atas. Pada
pasien yang diberi tourniquet, setiap 10 menil tourniquet harus dikendorkan
tiap 30 detik. Yang penting sambil melakukan penanganan itu semua kita harus
memantau tanda-tanda adanya syok.
5.Luka
- Luka
tertutup
Luka tertutup adalah luka dimana kulit korban tetap utuh. Terjadi karena
trauma benda tumpul yang membuat kerusakan pada jaringan dibawah kulit.
Perlukaan semacam ini tampak sebagai benjolan (benjut, contusio), atau
bila disertai pendarahan dari luar akan nampak kebiru-biruan (hematoma).
Tindakan perlolongan yang dapat dilakukan pada jenis luka ini adalah dengan di
kompres dengan es atau air dingin dan kalau perlu diberi balut penekan.
Pembengkakan sebaiknya diberi salep lasonil, dioleskan tebal ditempat terjadinya
pembengkakan. Jika luka telah menjadi hematoma, kompreslah dengan air
hangat.
- luka
terbuka
Tindakan yang periu dilakukan untuk mengatasi luka terbuka adalah sebagai
berikut :
- Luka lecet : bersihkan
dengan diberi desinfektan, tutup luka dengan kassa steril yang bersih dan
kering.
- Luka iris : bersihkan
luka dengan antiseptik dan di plester, diusahakan tepi luka tertutup. Pada luka
besar biasanya digunakan kassa steril.
- Luka tusuk : perlu
.diperhatikan letak luka terutama bila mengenai alat-alat dalam. Tutup luka
dengan kassa steril yang dibasahi dengan cairan steril, gunakan Snelverband.
Bila luka tusuk mengenai perut. Jangan diberi minum maupun makanan apapun.
Cukup basahi mulut korban dengan air, dan sacepatnya dibawa ke rumah sakit.
- Luka hancur : pasang
tpumiauet pada baian luka.
6. Patah Tulang
Pokok-pokok penanganan
patah tulang adalah :
- Pertolongan
pertama, mengatasi keadaan darurat, dengan menghentikan pendarahan,
mengatasi syok, menghilangkan penghalang pemafasan.
- Immobilisasi
Immobilisasi dilakukan untuk membatasi gurak pada bagian tubuh dimana patah
tulang terjadi, sehingga mencegah tertusuknya otot dan kulit oleh fragman
tulang, dan juga mengurangi rasa sakit. Tindakan immobilisasi dilakukan dengan
memasangkan bidai pada bagian dicurigai mengalami palah tulang. |
Secepatnya pasien patah tulang dibawa ke rumah sakit, usahakan gerakan
penderita seminimal mungkin. Jangan dilakukan reposisi oleh selain petugas
medis.
7. Dislokasi
Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya.
Pokok penanganan poda kasus dislokasi adalah reposis secepatnya. Bila merasa
tidak yakin terhadap tindakan reposisi yang dilakukan, misalnya karena takut
memperparah kondisi korban, lakukan immobilisasi secepatnya dan bawa pasien ke
rumah sakit.
a. Dislokasi rahang
Rahang ditekan ke bawah dengan kedua ibu jari yang telah dibalut. Ibu jari
diletakan di bagian geraham yang paling belakang. Tekanan ini harus mantap
tetapi pelan-pelan. Dengan itu jari-jari lain mengangkat dagu keatas.
b. Dislokasi jari
Tarik ujung jari kuat-kuat tetapi tidak disentakkan. Sambil menarik, sendi
yang terlepas ditekan dengan ibu jari dan telunjuk sampai kembali letaknya.
B. Mountain Rescue
1. Henti nafas dan Cardiac
Arrest
Gangguan susunan pernafasan ditandai
dengan frekuensi pernafasan yang berupa kesulltan bematas sampai tidak bemafas.
Gangguan ini disebabkan oleh tersumbatnya jalan nafas, lemah atau kejang
olot-otot pernafasan, menghisap asap atau gas beracun. Gangguan pernafasan yang
disertai gangguan kesadaran merupakan keadaan gawat. Bila dalam lima menit
korban tidak dapat benafas, maka tubuhnya akan kekurangan oksigen. Akibal
selanjutnya dapat terjadi gangguan pada fungsi otak dan jantung. Tindakan
pertolongan pada korban gangguan pernafasan adalah dengan memberikan pernafasan
buatan dan bila terdapat gangguan peredaran darah dapat dilakukan pijat jantung
luar.
Ada beberapa cara pemberian pernafasan
buatan dan pijat jantung luar, yaitu :
a. Metode pernafasan buatan Holger-Nielsen
b. Metode Silvester
c. Metode pernafasan buatan dari mulut ke mulut:
- Terlentangkan korban, angkat lehernya, sehingga kepalanya terdorong ke
belakang.
- Buka mulut korban dan bersihkan dari kotoran.
- Letakan mulut penolong pada mulut korban sambil memijit-mijit hidung
korban.
- Tiup kuat-kuat ke dalam saluran pernafasan penderita, selanjutnya angkatlah
mulut penolong agar udara dapat keluar dari mulut atau hidung korban.
- Periksa denyut nadi korban, lakukan pernasan buatan hingga korban dapat
bernafas sendiri.
2. Gigitan Binatang Buas
- Gigitan
Kelelawar
Harus diingat bahwa kelelawar dapat membawa kuman
rabies, maka dari itu basuhlah luka dengan air yang mengalir dan antiseptik.
Selanjutnya lakukan seperti luka pada umumnya.
- Gigitan
Lipan
Rasa terbakar, pegal, dan sakit akibat gigitan lipan biasanya akan hilang
setelah 4 – 6 jam. Namun dapat juga diberi obat penghilang rasa sakit dan
dikompres dengan air dingin dan antiseptik.
- Gigitan
Lintah
Gigitan lintah mengandung zat anti koagulsi, pada orang yang peka dapat
menimbulkan bengkak dan gatal. Penanganannya dapat diberi air tembakau, dan
pada korban yang peka dapat diberikan obat anti gatal.
- Gigitan
Ular
Bekas gigitan ular akan memberikan indikasi tentang jenis ular yang menggigitnya.
Tindakan pertolongan :
1. Baringkan penderita
dengan bagian luka lebih rendah dari jantung.
2. Kenakan tourniquet
dengan catatan aliran darah ke luka teraba, kecuali pada gigitan ular sendok.
3. Penyakit Gunung (Mounlain
Sickness)
Semakin tinggi suatu daerah, semakin tipis kadar oksigennya. Ini
mempengaruhi aktivitas si pendaki. Kapasitas kerja fisik akan menurun. Memang
tidak semua pendaki gunung akan mengalami hal yang sarna karena pengaruh
kekurangan oksigen ini, tergantung pada rnasing-masing individu terutama
kesegaran jasmaninya. Ada pendaki yang sudah terkena pengaruh pada ketinggian
2000 m, tetapi ada yang baru merasakannya pada ketinggian 4000 m atau lebih.
Pendaki yang terkena hipoksia ini akan memperiihatkan gejala-gejala yang
disebut penyakit gunung. Biasanya gejala ini muncul karena si pendaki terialu
cepat mencapai suatu ketinggian. Munculnyapun setelah beberapa jam si pendaki
akan mencapai keiinggian itu.
Gejala-gejala penyakit gunung : pusing, napas sesak, tidak nafsu makan,
mual, muntah, kedinginan, badan lerasa lemas. perasaan malas sekali, janlung
berdenyut lebih cepat, dan sakit kepala. Selanjutnya penderita tidak dapat
tidur, muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru-biruan.
Pada umumnya gejala ini akan menghilang selelah beristirahat, yaitu setelah
24 – 48 jam kemudian. Karena itu penderila penyakit gunung dianjurkan untuk
beristirahat agar kebutuhan oksigen dapat dikurangi. Tetapi kalau usaha ini
tidak berhasil, maka pertolongan yang tepat adalah menurunkan korban dari
ketinggian itu. Keseluruhan gejala itu umumnya akan berkurang apabila
ketinggian dikurangi sampai sekitar 500 – 600 m dari tempat semula korban
berada.
4. Hipothermia
Di Indonesia, kecelakaan akibat kecelakaan di gunung dan rimba kebanyakan
karena eksposur (kehilangan panas badan), diantaranya yang terkenal adalah
hipothermia (menurunnya suhu tubuh). Masalahnya ternyata bukan karena udara
yang terlalu dingin, tetapi karena si penderita itu basah terkena hujan.
Pakaian yang basah mengurangi nilai insulasi (kemampuan untuk
mempertahankan panas tubuh) hingga 90 %. Daya tahan tubuh yang buruk dan
kurangnya periengkapan mengakibatkan suhu tubuh terus menurun hingga akibatnya
menyebabkan kematian.
Tabel gejala hipothermia
Suhu Tubuh
(dalam derajat
Celcius)
|
Gejala
|
37
36 – 35
35 – 33
33
32 – 29
29 – 28
|
Suhu normal
Menggigil sampai bulu
roma berdiri, tetapi masih terkendali, gerak langkah menjadi lamban,
koordinasi tubuh mulai terganggu.
Menggigil tidak
terkendali, pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh kabur, langkah kaki
sering tersandung, berbicara ngawur, denyut nadi menurun.
Menggigil berhenti,
kebingungan meningkat, mengigau, ingatan hilang, gerakan tersentak-sentak, biji
mata membesar.
Otot menjadi kaku,
tarikan nafas melemah, warna kulit pucat, tingkah laku mengarah ke tidak
sadar.
Biji mata tidak
menjawab gerakan cahaya, kehilangan refleks, pingsan, suhu tubuh menurun
dengan cepat sekali, jantung berhenti beretak.
|
Orang yang terkena
hipothermia akan merasakan kebalikan dari suhu tubuhnya, yaitu rasa panas,
sehingga kebanyakan akan langsung menanggalkan pakaiannya.
Pertolongan untuk
menangani hipothermia :
1.Jangan biarkan korban tidur, karena hal ini dapat membuat korban
kehilangan kesadaran, sehingga tidak dapat lagi menghangatkan tubuhnya.
Menggigil adalah usaha tubuh untuk tetap hangat, karena itu jangan biarkan
untuk tidur dan biarkan menggigil.
2. Beri minuman hangat dan
manis kepada korban.
3. Kalau tersedia baju
kering, lepaskan baju basah yang dipakainya, dan gantilah dengan baju kering
4. Usahakan untuk mencari
lempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan mendirikan tenda atau
pelindung.
5. Jangan baringkan korban
ke tanah, usahakan agar memakai alas yang kering dan hangat.
6. Masukkan korban ke dalam kantung tidur. Usahakan agar kantung tidur itu
dihangatkan terlebih dahulu oleh orang yang sehat, yaitu dengan masuk teriebih
dahulu ke kantong tidur tersebut. Orang tersebut sebaiknya hanya memakai celana
dalam atau bahkan telanjang, ini penting agar panas badannya dapat
menghangatkan kantung tidur itu dengan cepat. Kemudian letakkan botol berisi
air hangat (bukan panas) ke dalam kantong tidur untuk membantu memanaskan
kantung tidur. Kalau kantong tidur tersedia cukup lebar, maka panas badan orang
yang masih sehat dapat rnembantu korban secara langsung, yaitu dengan tidur
berdampingan dalam satu kantong tidur. Keduanya sebaiknya telanjang, karena
kontak langsung kulit ke kulit akan cepat menghangatkan korban.
7. Kalau bisa buatlah
api di sekitar (di kedua sisi) korban.
8. Setelah korban sadar, berikan makanan yang manis-manis, karena
karbohidrat merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilkan panas dan
tenaga.
5. Hiperthermia
Rasa panas yang borlebihan disebut lejar panas (heat exhaustion)
dapat dialami seseoraing karena keadaan alam yang panas atau karena fisiknya
yang lemah. Keadaan ini menyebabkan urat-urat darah dl bawah kulit mengembang,
sehlngga alian darah ke otak dan organ pentng lalnnya akan berkurang. TImbul
gejala-gelala mual, pusing, haus, sakit kepala, kulit lembab dan dingin, tidak
sadar diri dan mungkin denyut nadi terasa kuat.
Akiimatisasi terhadap panas yang kurang menyebabkan terjadinya dehidrasi
atau kekurangan garam dalam tubuh. Hal Ini menyebabkan seseorang peka sekali
terhadap rasa panas. Untuk mengatasi hal ini korban harus beristirahat dl
tempat yang teduh, lalu diberi minuman air dengan air yang diberi oralit.
Terik matahari dapat membuat rasa panas yang luar biasa, sohingga timbul
gejala sengatan panas (heat stroke), yaitu muka merah dan panas, denyut
urat nadi cepat, sakit kepala, lemah dan malas. Hal Ini disebabkan karena
kegagalan tubuh dalam proses berkeringat dan mekanlsme pengaturan nafas badan.
Kalau gejala-gejala ini muncul, ini merupakan masalah serius yang membutuhkan
penanganan yang secepatnya. Tempatkan segera korban di tempat yang sejuk, lalu
dinginkan dengan cara merendamkan kepalanya dengan air alau dikompirea. Segera
berikan air dingin secara terus menerus hingga suhu korban normal kembali.
6. Radang Dingin (Frosbite)
Salah satu cara tubuh untuk rrempertahankan panas adalah dengan penyempitan
pembuluh darah kulit. Mekanisme ini menyebabkan aliran darah ke permukaan kulit
berkurang, karena sebagian besar darah mengalir ke organ inti tubuh. Karena
tangan dan kaki merupakan organ yang paling jauh dari jantung, maka pengaruh
udara dingin sangat terasa di bagian ini. Demikian juga dengan hidung dan
kuping, walaupun menerima suplai darah yang banyak, tetapi bentuknya yang
menonjol sehingga cukup cepat menerima pengaruh dingin.
Udara yang sangat dingin dapat rnempengaiuhi otot sehingga menyulitkan
koordinasi tubuh. Kalau ini terjadi, maka korban akan kesulitan malakukan
kegiatan, seperti menyalakan korek api, membuat simpul, memegang benda kecil.
Kalau temperatur kulit menurun di bawah 10° C, sentuhan dan rasa sakit tidak
lagi terasa. Begitu suhu menurun lagi, penyakit radang dingin akan timbul,
akibat membekunya air di dalam sel diantara kulit dan kapiler (pembuluh darah
terkecil).
Gejala-gejala radang
dingin :
- Kulit
pucat, berwarna keabu-abuan.
- Kulit
di bagian yang sakit akan mengeras dan membeku kemudian timbul rasa sakit,
kemudian mereda.
- Pembekuan
mulai menjalar ke bagian-bagian tubuh lainnya, sehingga untuk mencegah
penyebaran pembekuan perlu melakukan pemotongan bagian tubuh (amputasi).
Cara terbaik untuk menghindari radang dingin, adalah dengan pencegahan.
Perlengkapan penahan dingin yang baik harus diperhatikan, terutama di gunung
es, misalnya dengan kaus kaki wol, mitten, down jacket, double
mountain boot, dan lain-lain.
Penanggulangan radang
dingin adalah :
1. Lakukan gerakan-gerakan
pada bagian tubuh yang terasa, jangan menggosok-gosoknya. Gosokan hanya akan
merusak jaringan kulit.
2. Hindari merokok dan
minum alkohol selama mengalami radang dingin. Rokok akan menyempitkan pembuluh
darah kulit sehingga menambah kemungkinan radang dingin. Sedangkan alkohol akan
membuat darah bergerak lebih cepat, sehingga apabila darah membeku akan terjadi
pembekuan suhu tubuh secara menyeluruh.
3. Bungkus bagian yang
membeku dengan jaket atau kantung tidur, lalu jepit di bagian tubuh yang hangat
(ketiak, selangkangan).
4. Masukan korban ke tenda
5. Masukan bagian tubuh
yang beku ke dalam air hangat (tidak panas, karena panas air atau api yang
berlebihan hanya akan merusak pada jaringan kulit).
5. Peralatan dan Obat P2GD
1. Peralatan
a) Buku petunjuk P2GD
b) Mitella (pembalut segitiga) minimal
2 buah
c) Perban ukuran 5 cm dan 10 cm
d) Perban elastik 3 inci
e) Kasa steril dan kapas
f) Sofratulla
g) Plester, tensoplast, band aid
h) Gunting, pinset, pisau lipat kecil
i) Lampu senter
j) Cutton Bud, jarum kecil, peniti
2. Obat-obatan
a) Obat pelawan rasa sakit dan demam
(Aspirin, Antalgin, Parasetamol)
b) Obat diare (New Diatabs, Papaverin,
Trisulfa)
c) Norit
d) Oralit
e) Obat anti alergi (CTM, Incidal)
f) Obat pencegah nyeri lambung (promag,
Mylanta)
g) Obat flu dan batuk
h) Obat anti malaria (Pil Kina)
i) Alkohol 70%, Rivanol 1/1000,
Boorwater
j) Obat cuci hama/antiseptik (Mercuchrom,
Betadine)
k) Obat tetes mata (Visine, Rohto,
Insto)
l) Salep mata mengandung antibiotika
(Kemicetine Eye Zalf)
m) Salep kulit mengandung antibiotika
(Kloramfenikol Zalf)
n) Salep luka bakar (Bioplacenton,
Levertraan)
o) Obat gosok/penghangat (Balsam,
Minyak Kayu Putih)
p) Krim anti sinar matahari (Pabanox,
Sun Cream)
q) Krim anti memar (Lasonil,
Thrombophob)
r) Chlor Etyl Spray
s) Bedak Salicyl
Komentar
Posting Komentar